SRI TV

Ikuti perkembangan terbaru Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta Sri Wijaya TV, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Sebuah studi baru menemukan bahwa sungai di atmosfer telah bergerak menuju kutub bumi, menyebabkan perubahan besar pada iklim

Sebuah studi baru menemukan bahwa sungai di atmosfer telah bergerak menuju kutub bumi, menyebabkan perubahan besar pada iklim

Para ilmuwan di Universitas California menemukan bahwa sungai di atmosfer telah bergerak antara 6 derajat dan 10 derajat lebih dekat ke kutub dalam 40 tahun terakhir.

itu Sungai atmosferMereka adalah aliran besar uap air di atmosfer bumi, yang telah mengalami pergeseran nyata posisinya ke arah kutub selama beberapa dekade terakhir. Pergeseran ini, yang diperkirakan terjadi pada garis lintang sekitar 6 hingga 10 derajat di belahan bumi utara dan selatan, mempunyai sejumlah konsekuensi penting terhadap pola iklim global dan distribusi curah hujan.

Apa itu sungai atmosfer?

Sungai atmosfer merupakan aliran uap air yang mengalir ke atmosfer bumi, terutama di daerah ekstratropis, dan berperan penting dalam distribusi curah hujan. Arus tersebut mampu mengangkut air dalam jumlah besar, setara dengan aliran sungai-sungai besar di permukaan bumi, seperti Sungai Mississippi di muaranya. Dari segi ukuran, sungai di atmosfer dapat memiliki panjang hingga 1.500 km dan lebar 400 km, sehingga memungkinkannya mengalirkan hujan lebat dan salju saat mencapai daratan.

Pengaruh perubahan atmosfer sungai

Pergeseran atmosfer sungai ke arah kutub yang terjadi baru-baru ini merupakan salah satu dampak pendinginan wilayah tropis Pasifik bagian timur, sebuah fenomena yang masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami berbagai dampaknya. Perubahan ini khususnya berdampak pada wilayah yang biasanya menerima curah hujan dan salju paling banyak dari sistem ini. Misalnya, diperkirakan sekitar 50% curah hujan di Pantai Barat Amerika Serikat berasal dari sungai-sungai di atmosfer, seperti sungai yang terkenal. Nanas EkspresYang mengangkut kelembapan dari Samudra Pasifik tropis, dekat Hawaii, ke pantai barat Amerika Utara.

Berkurangnya curah hujan di wilayah seperti California Selatan dapat memperburuk kekurangan air dan meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahan kekeringan dan kebakaran hutan. Sebaliknya, wilayah dengan garis lintang yang lebih tinggi, seperti Pacific Northwest dan sebagian Kanada, akan mengalami peningkatan curah hujan, sehingga meningkatkan risiko banjir dan badai hebat.

Dampak global dari perpindahan terhadap atmosfer sungai

Transportasi sungai di atmosfer juga mempengaruhi iklim dan ekosistem di belahan dunia lain. Di Belahan Bumi Selatan, wilayah seperti Chili bagian selatan dan Selandia Baru, yang sangat bergantung pada fluks kelembapan ini untuk pola curah hujannya, mungkin mengalami gangguan yang menyebabkan kekeringan, sementara wilayah selatan mungkin mengalami curah hujan lebat dan kejadian ekstrem. Hal ini tidak hanya berdampak pada ketersediaan air bersih bagi manusia dan ekosistem, namun juga berdampak pada hasil panen dan stabilitas tanah.

Implikasinya terhadap lautan dan keanekaragaman hayati

Konsekuensi dari perubahan letak atmosfer sungai juga meluas ke lautan. Karena sistem ini mengangkut uap air dalam jumlah besar melintasi lautan ekstratropis, pergerakannya dapat mengubah dinamika lautan. Perubahan salinitas dan suhu permukaan laut dapat mempengaruhi arus dan pola sirkulasi laut, yang berpotensi menimbulkan dampak bagi kehidupan laut dan ekosistem pesisir. Misalnya, peningkatan curah hujan di beberapa wilayah lautan dapat meningkatkan lapisan air, membatasi pertukaran nutrisi dan mempengaruhi keanekaragaman hayati laut.

Apa yang bisa kita harapkan di masa depan?

Pergeseran atmosfer sungai ke arah kutub merupakan tantangan besar bagi model prediksi iklim, terutama dalam konteks perubahan iklim global. Jika tren yang ada saat ini terus berlanjut, banyak daerah mungkin perlu beradaptasi dengan sistem curah hujan baru, yang mencakup memikirkan kembali kebijakan pengelolaan air, infrastruktur, dan strategi tanggap bencana. Dalam hal keberlanjutan, inisiatif konservasi air dan mendorong praktik penggunaan yang efisien perlu ditingkatkan untuk memastikan ketersediaan sumber daya ini di wilayah yang paling terkena dampak berkurangnya curah hujan.

Pergerakan sungai di atmosfer ke arah kutub tidak hanya merupakan indikator perubahan iklim, namun juga merupakan pengingat akan kompleksitas sistem atmosfer dan keterkaitannya dengan iklim, lautan, dan keanekaragaman hayati global. Komunitas ilmiah menyoroti pentingnya terus mempelajari fenomena ini untuk mengantisipasi dan memitigasi dampak dinamika iklim baru ini terhadap masyarakat manusia dan ekosistem.

Informasi lebih lanjut: www.science.org

Jika Anda menyukai artikel ini, bagikan dengan teman Anda di jejaring sosial, terima kasih!

READ  Blinken mengumumkan tanggapan tertulis dari Amerika Serikat ke Rusia