SRI TV

Ikuti perkembangan terbaru Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta Sri Wijaya TV, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Tampaknya galaksi aneh yang berjarak 72 juta tahun cahaya jauhnya kehilangan materi gelapnya

Tampaknya galaksi aneh yang berjarak 72 juta tahun cahaya jauhnya kehilangan materi gelapnya

Para ilmuwan telah mengkonfirmasi penemuan galaksi aneh 72 juta tahun cahaya dari Bumi yang tampaknya kehilangan materi gelapnya.

mengapa itu penting: Telah lama diyakini bahwa materi gelap – hal-hal tak kasat mata yang membentuk sebagian besar materi di alam semesta – adalah komponen utama galaksi, tetapi penemuan itu memperumit gambaran itu.

Ikuti tren pasar terbaru dan wawasan ekonomi dengan Axios Markets. Berlangganan gratis

Apa yang mereka temukan: Para peneliti yang menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble pertama kali menemukan galaksi yang kekurangan materi gelap, yang disebut NGC 1052-DF2, pada tahun 2018, tetapi Studi baru di Surat Jurnal Astrofisika Konfirmasi catatan.

  • Para ilmuwan telah melakukan pengukuran akurat dari jarak ke galaksi – kira-kira lebar Bima Sakti dengan 1/200 jumlah bintang – menggunakan Hubble.

  • Jika galaksi lebih dekat ke Bumi daripada yang diperkirakan sebelumnya, itu akan menjadi kurang masif secara intrinsik, yang berarti harus memperoleh lebih banyak materi gelap agar tampak sama, menurut para peneliti.

  • Namun, pengukuran baru menunjukkan bahwa DF2 sebenarnya lebih jauh dari yang diperkirakan para ilmuwan, pada 72 juta tahun cahaya, bukan 65 juta.

Jalan cerita: Masih belum jelas persis bagaimana galaksi tanpa materi gelap ini terbentuk, tetapi itu bukan satu-satunya.

  • Galaksi lain – yang disebut NGC 1052-DF4 – yang telah dipelajari oleh para ilmuwan menggunakan Hubble juga tampak rendah dalam materi gelap, dan bisa saja terbentuk dalam kelompok galaksi yang sama dengan DF2.

  • Para peneliti mengatakan materi gelap DF4 mungkin telah dilucuti selama interaksinya dengan galaksi lain di awal sejarahnya.

  • Shani Danieli, salah satu penulis studi baru, mengatakan dalam pernyataan.

Suka artikel ini? Dapatkan lebih banyak dari Axios dan Daftar ke Axios Markets secara gratis.