Pada hari Rabu, angkatan bersenjata AS menetralisir ancaman terhadap penerbangannya dan menghancurkan rudal yang ditembakkan oleh Houthi, kelompok Islam Yaman yang didukung Iran.
Peristiwa ini terjadi dalam konteks di mana Amerika Serikat, sering kali berkoordinasi dengan Inggris, melakukan operasi terhadap kelompok ini. Namun, misi-misi sebelumnya berfokus terutama pada perlindungan lalu lintas maritim internasional dari potensi serangan Houthi, dibandingkan mengatasi risiko langsung terhadap penerbangan.
Menurut data Komando Pusat AS, keputusan tersebut diambil untuk menyerang dan menetralisir rudal permukaan-ke-udara Houthi yang siap diluncurkan, setelah dipastikan bahwa rudal tersebut merupakan ancaman nyata bagi pesawat Amerika. Komando Pusat AS tidak merinci jenis pesawat yang berisiko dan lokasi pasti serangan tersebut, namun hanya menyebutkan bahwa serangan tersebut terjadi di wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman.
⚡🚀 USS Carney menggunakan rudal SM-6 senilai $4,3 juta untuk menembak jatuh rudal balistik anti-kapal yang ditembakkan oleh Houthi di Teluk Aden.
Harus jelas bahwa operasi Houthi hari ini hanyalah taktik pengalih perhatian yang sempurna untuk mengalihkan perhatian dari serangan udara di wilayah Muslim… pic.twitter.com/s2REojKjxu
– {Matt} $XRPatriot (@matttt187) 1 Februari 2024
Secara terpisah, Al-Masirah TV, outlet media yang dikendalikan Houthi, sebelumnya melaporkan serangan udara yang dilancarkan Amerika Serikat dan Inggris di kota Saada di utara, meskipun tidak merinci target serangan tersebut atau memberikan informasi mengenai kerusakan atau kerusakan. potensi korban jiwa.. .
Insiden ini merupakan bagian dari periode ketegangan yang meningkat, yang dimulai pada bulan November, ketika Houthi mulai menyerang kapal-kapal di Laut Merah. Mereka mengklaim bahwa sasaran mereka adalah kapal-kapal yang terkait dengan Israel, mendukung teroris Palestina di Gaza, wilayah yang terkena dampak konflik antara Israel dan Hamas.
Eskalasi kekerasan di wilayah tersebut semakin meningkat dengan adanya kampanye militer Israel, yang dipicu oleh serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober, yang mengakibatkan kematian sekitar 1.200 orang di Israel dan penculikan 253 orang lainnya, di tengah kekejaman terhadap warga sipil. Sebagai tanggapan, Amerika Serikat dan Inggris melakukan operasi melawan Houthi, yang pada gilirannya menyatakan kepentingan Amerika dan Inggris sebagai target yang sah.
Eskalasi permusuhan dan respons strategis di Timur Tengah
Pengawasan dan operasi militer AS di Yaman semakin intensif, terutama terhadap rudal Houthi yang mengancam pengiriman kapal. Situasi ini mencerminkan upaya pemantauan komprehensif di wilayah yang dikuasai Houthi, di mana pesawat militer kemungkinan besar akan digunakan untuk misi tersebut.
Dalam sebuah langkah strategis, Amerika Serikat baru-baru ini membentuk kekuatan angkatan laut multinasional untuk memastikan navigasi di Laut Merah, sehingga melindungi jalur perdagangan penting yang mencakup hingga 12% perdagangan global. Rute ini telah diancam oleh Houthi, sehingga membahayakan keamanan maritim internasional.
Sejalan dengan operasi militer, Washington menerapkan langkah-langkah diplomatik dan keuangan terhadap Houthi, dan mengklasifikasikan mereka kembali sebagai organisasi teroris pada awal Januari. Perubahan posisi ini membalikkan keputusan sebelumnya yang diambil tak lama setelah Presiden Joe Biden menjabat.
Namun, serangan Houthi terus berlanjut. Baru-baru ini, mereka mengklaim telah menyerang kapal komersial AS yang menuju Israel dengan beberapa rudal angkatan laut. Perusahaan Keamanan Maritim Embrey melaporkan serangan terhadap sebuah kapal komersial di barat daya Aden, yang mengalami ledakan di sisi kanannya, meskipun tidak menyebutkan secara spesifik kewarganegaraan kapal tersebut.
Houthi juga mengumumkan penembakan beberapa rudal ke kapal perusak Angkatan Laut AS USS Gravely. Pengumuman itu muncul setelah Komando Pusat AS melaporkan bahwa kapal tersebut mencegat rudal jelajah anti-kapal yang datang dari wilayah Yaman yang dikuasai Houthi menuju Laut Merah.
Ketegangan di Timur Tengah telah meningkat secara signifikan, terutama setelah kampanye militer Israel di Gaza, yang dilancarkan sebagai respons terhadap serangan Hamas pada bulan Oktober. Situasi ini telah memperburuk kekerasan di wilayah tersebut, dengan partisipasi kelompok-kelompok yang didukung Iran di Lebanon, Irak, Suriah, dan Yaman.
Pasukan Amerika di wilayah tersebut telah menjadi sasaran lebih dari 165 serangan sejak pertengahan Oktober. Serangan pesawat tak berawak baru-baru ini di Yordania menyebabkan kematian tiga tentara Amerika, sebuah peristiwa yang Washington kaitkan dengan militan yang didukung Iran, dan menjanjikan respons yang kuat.
More Stories
Harris dan Trump melakukan tur maraton ke negara-negara bagian penting untuk mengakhiri kampanye pemilu pemilu Amerika Serikat
Seorang gadis menyelamatkan dirinya dari tembakan dengan berpura-pura mati; Saudara laki-lakinya adalah penembaknya
Apa fenomena cuaca Dana, yang juga dikenal sebagai “pendaratan dingin”?